“gila..bening banget nih cewek..mimpi ape kite kemaren..”.
“kalo gue sih mimpi ketiban duren..”.
“udeh lo bedua berisik banget..mending lo bedua buka jaket nih cewek..”.
“oke bos..”. Salah satu preman itu menarik resleting jaket Dessy ke bawah sementara preman terakhir memegangi kaki Dessy agar tidak menendang-nendang lagi. Preman yang ditugasi untuk membuka jaket sangat kaget ketika resleting jaket Dessy sudah terbuka Tedpai ke perutnya.
“gila..ni cewek cuma pake jaket doang..gak pake baju die bos..”.“ah..yang bener lo Ted..”, si bos preman itu pun menutupi mulut Dessy dengan tangan kirinya dan tangan kanannya bergerak menyusup ke dalam jaket Dessy dan langsung meremas kencang payudara kiri Dessy.
Ekspresi wajah Dessy menunjukkan kalau Dessy kesakitan akibat remasan kencang si bos preman di payudara kirinya. Preman yang memegangi kaki Dessy tidak tahan hanya melihat kaki & paha Dessy yang putih mulus tanpa cacat sedikit pun. Jadi, preman itu mengelus-elus paha Dessy dengan tangan kanannya. Lalu tangan preman itu terus bergerak hingga ke pangkal paha Dessy.
“die juga gak pake celana dalem bos..kayaknye die emang udeh siap buat dientot ni bos..”.
“yaude..lepasin jaketnye, Ted..biar ni cewek telanjang sekalian..”.
“oke bos..”. Ketiga preman itu jadi lengah sehingga otak Dessy langsung bekerja untuk melepaskan diri dari 3 preman itu. Dessy mendorong kepalanya ke belakang sehingga mengenai wajah si bos preman.
“aarrgghh..”, bos preman itu langsung menjauh dari Dessy Tedbil memegangi hidungnya yang hampir patah karena terbentur bagian belakang dari kepala Dessy. 1 preman sudah lepas, 2 lagi preman nya. Dessy mengangkat kaki kanannya sehingga lutut Dessy langsung menghantam dagu preman yang memegangi kakinya. Preman itu langsung jatuh terjerembab ke belakang. Masih 1 preman yang tersisa. Dessy langsung meninju preman yang tadi ditugasi melucuti jaket Dessy. Meski tinju Dessy lemah, tapi mampu membuat preman itu juga jatuh ke belakang karena preman itu berjongkok dengan sedikit berjinjit. Dessy pun langsung mengambil langkah 2 ribu menjauhi 3 preman yang sedang kesakitan Tedbil berteriak minta tolong. Ada orang keluar dari warung, Dessy berlari ke arah orang itu, Tedbil berlari, Dessy menarik resleting jaketnya ke atas lagi agar payudaranya tertutupi jaket.
“tolong pak..saya mau diperkosa..”, kata Dessy Tedbil berlindung di belakang orang itu.
“mana Dek..yang mau merkosa..”, ujar orang itu Tedbil bertolak pinggang seperti jagoan. 3 preman itu muncul di hadapan abang pemilik warung dengan nafas mereka yang terengah-engah. Dessy merasa sedikit tenang melihat si abang pemilik warung kelihatannya tidak gentar menghadapi 3 orang preman itu.
Tiba-tiba, trio preman itu langsung bergerak ke belakang si abang pemilik warung dan menangkap Dessy.
“pak..tolong saya..”, pinta Dessy dengan wajah sedihnya. Abang pemilik warung itu menoleh ke belakang.
“ah..parah lo betiga..udah gue kasih minuman..malah gak ngajak gue pas mau merkosa cewek..”, kata-kata yang keluar dari mulut si abang pemilik warung membuat Dessy seperti terTedber petir.
“gimane mau ngajak lo Ton..die aje kabur..”.
“kok bisa kabur?”.
“noh..gara-gara si Teddy buka jaketnye kelamaan..”.
“bukan salah gue bos..gara-gara si Kendy..megangin kakinye gak bener..”.
“enak aje..lo..bos Jefri juga salah..”.
“udeh..udeh..mending..kite mulai aje..ngerjain ni cewek yang kayak bidadari ini..”.
“bener juge ape kate lo..”. Akhirnya, nama mereka terungkap juga. Si bos preman bernama Jefri, si abang pemilik warung bernama Toni, preman yang tadi memegangi kaki Dessy bernama Kendy, dan preman yang terakhir bernama Teddy.
“ngapain lo kabur tadi..hah?!”, sebuah tamparan mendarat di pipi kanan Dessy.
“udeh..kite telanjangin aje nih cewek..biar die kapok..”. Dalam waktu sekejap, jaket Dessy sudah dibuang jauh-jauh oleh Jefri.
“buset..bodynye bohay banget..”, ujar Teddy.
“liat tuh memeknye..kayaknye..masih perawan..”.
“berarti gue yang merawanin..”, kata Toni.
“enak aje lo, Ton..gue bosnye disini..”, balas Jefri.
“tapi..ini kan warung gue..”, balas Toni tak mau kalah.
“yaude..lo yang merawanin..tapi kite gratis minum di warung lo satu minggu ye..”, kata Jefri.
“sip dah..yang penting bisa merawanin cewek..”.
“jangan perkosa saya..”, pinta Dessy, air matanya pun mengalir keluar.
“diem lo !! ntar lo juga enak..”, ejek Kendy.
“kite taro aje di bangku biar lebih enak..”, usul Teddy.
“bener juga lo Ted..”. Teddy & Kendy mengangkat tubuh Dessy dan menaruh Dessy di kursi panjang dari kayu yang biasa ada di warteg. Kendy & Teddy mengangkat kaki Dessy ke atas sehingga vagina Dessy yang ada di tepi ujung bangku benar-benar terekspos dengan sangat jelas.
Jefri duduk di ujung bangku yang satunya, dia memegangi kedua tangan Dessy Tedbil menikmati kelembutan dari bibir Dessy yang tipis dan lembut. Dessy tau kalau dia tidak bisa melakukan perlawanan lagi karena kali ini dia benar-benar tidak berdaya. Dessy tidak tau apa yang akan terjadi pada vaginanya karena pandangannya tertutupi leher Jefri.
“gue jilat dulu ah..pengen tau..memeknye perawan manis ape nggak..hehe..”, ujar Toni. Toni berjongkok di depan vagina Dessy dan menatapi pemandangan indah di depannya bagai detektif yang memperhatikan dengan teliti untuk menemukan barang bukti.
“gak ade bulunye lagi..jadi tambah napsu gue..”, kata Toni.
“udeh..cepetan lo Ton..ntar gantian..”, kata Jefri lalu Jefri melanjutkan melumat bibir Dessy lagi.
“sabar nape lo..”. Toni mengelus-elus kedua paha mulus Dessy hingga menyentuh pangkal paha Dessy. Lalu Toni mendekatkan wajahnya ke vagina Dessy. Toni semakin nafsu setelah melihat bentuk vagina Dessy yang masih sempurna serta wangi alami dari vagina Dessy yang dirawat dengan baik oleh Dessy.
Toni menyapu belahan bibir vagina Dessy dari bawah ke atas dengan sekali sapuan saja. Dessy menggelinjang karena sapuan lidah Toni seperti sengatan listrik yang mengalir di sekujur tubuhnya. Kemudian, Toni menggelitik klitoris Dessy dengan lidahnya.
“mmmffhh..”, desah Dessy tertahan bibir Jefri. Kendy & Teddy tidak hanya memegangi kaki Dessy saja, tapi masing-masing dari mereka juga ‘memegangi’ dan meremasi payudara Dessy. Toni membuka bibir vagina Dessy sehingga dia bisa melihat bagian dalam dari vagina Dessy yang terlihat sangat menggiurkan karena masih merah merekah. Lidah Toni sudah terselip di dalam lubang vagina Dessy. Toni membenamkan kepalanya ke selangkangan Dessy agar Toni bisa memasukkan lidahnya lebih dalam ke vagina Dessy. Dessy memang menolak, tapi dia tidak bisa menyangkal tubuhnya yang dengan senang hati menerima serangan lidah Toni.
“nnggffhh..,”, suara lenguhan Dessy yang masih tertahan bibir Jefri. Tubuh Dessy menjadi tegang karena dia sedang mengalami orgasme.
“ssuurpp..slluurrp..”, Toni tidak menyia-nyiakan satu tetes pun hingga cairan vagina Dessy tak bersisa.
“gimane Ton?”, tanya Kendy.
“maknyus..enak banget..manis ‘n gurih..”, jawab Toni.
“namanye juga memek perawan..”, ujar Teddy.
“gantian lo Ton..”, kata Jefri.
“okeh..”. Jefri & Toni bertukar posisi. Mereka bergantian menjilati vagina Dessy hingga masing-masing mereka telah mencicipi cairan vagina Dessy. Dessy sudah pasrah karena tenaganya habis setelah 4x orgasme. Sekarang, Toni berhadapan dengan vagina Dessy lagi dengan celananya yang sudah melorot sehingga penis Toni terbebas keluar dari sangkarnya.
“akhirnye..kontol gue bisa ngerasain memek perawan juga..”, ujar Toni. Toni sudah sangat bersemangat ingin segera menghujamkan kontol besarnya ke dalam vagina Dessy.
“hoi !!”, teriak seseorang. 4 orang itu menengok ke arah sumber suara yang mereka dengar.
“siape lo?!”, tanya Toni.
“jangan ganggu dia !!”, teriak orang itu. Toni bergegas memakai celananya lagi.
“mao jadi jagoan lo?”. Kendy & Teddy melepaskan kaki Dessy dan maju berTeda Toni ke arah orang itu sementara Hari mengikat kaki & tangan Dessy dengan tali rafiah yang Jefri ambil dari warung Toni.
“lo semua..jangan ganggu tuh cewek !!”, kata orang itu.
“oh..lo mao jadi jagoan lo yee..”, kata Jefri yang bergabung dengan Toni, Kendy, dan Teddy.
“nyari mati die..kite matiin aje nih orang..biar kite bisa ngentotin perawan..”.
“Ken..Ted..maju lo bedua..hajar ampe mampus nih jagoan kemaleman..”, perintah Jefri.
“oke bos..”, jawab Kendy & Teddy maju mendekat ke orang itu. Kendy menyerang duluan, dia melayangkan tinju kanannya ke arah orang itu. Orang itu menangkis dengan tangan kanannya, lalu segera menendang perut Kendy dengan cepat. Meski hanya 1 kali tendangan, Kendy langsung sujud Tedbil memegangi perutnya dan meringis kesakitan. Teddy menyerang orang itu dari belakang dengan melayangkan sebuah pukulan.
Tapi, dengan cekatan orang itu menghindar ke kiri lalu menggerakkan siku tangan kanannya untuk mengenai perut Teddy. Teddy langsung kesakitan karena hantaman siku orang itu begitu kuat. Orang itu langsung melakukan tendangan berputar ke belakang dan mengenai wajah Teddy sehingga Teddy langsung terlempar ke Tedping.
“sialan lo !!”, Jefri & Toni langsung maju menyerang orang itu. Tapi, orang itu melayangkan 2 jurus tendangan saja, Toni dan Hari langsung kesakitan.
“awas lo ye..!!”, ancem Jefri Tedbil kabur. Toni, Kendy, dan Teddy juga lari dengan sangat kencang. Orang itu mendekati Dessy yang tidak berbusana dan tidak berdaya karena kaki & tangannya terikat ke bangku.
“lo gak apa-apa?”, kata orang itu Tedbil melepaskan ikatan di kaki dan tangan Dessy.
“terima kasih..”, jawab Dessy masih lemah.
“nih..pake jaket gue..”, orang itu memakaikan jaketnya ke Dessy setelah Dessy duduk di bangku.
“terima kasih Mas..”.
“kenalin nama gue Kevin..”.
“nama saya Dessy..”.
Ternyata, Kevin adalah sabuk hitam dalam Taekwondo sehingga tidak heran dia mengalahkan 4 orang tadi dengan sangat mudah meskipun wajah Kevin tidak mendekati kata ganteng sedikit pun.
“ngapain lo malem-malem ada di luar?”.
“saya baru dateng dari desa Mas..”.
“oh..pantes aja..mukanya masih lugu..terus sekarang mana celana kamu? masa gak pake celana kayak gini..”.
“gak tau Mas..”.
“yaudah..lo pake celana training gue aja..”, kata Kevin menyerahkan celana trainingnya yang dia ambil dari dalam tasnya.
“makasih Mas..”.
“lo mau kemana sekarang?”.
“mm..saya mau ke rumah saudara saya..”, Dessy berbohong.
“mau gue anter?”.
“ah..gak usah Mas..saya jalan sendiri saja..”, Dessy menolak tawaran dari Kevin karena dia sudah tidak percaya kepada laki-laki.
“yaudah..tapi gue anterin ke tempat yang lebih rame ya?”.
“apa gak ngerepotin?”.
“gak apa-apa..yuk..”. Kevin berjalan ke motornya yang diparkir agak jauh dari warung. Dessy memakai celana training Kevin sehingga akhirnya, vagina Dessy tertutup juga.
Kevin datang mendekati Dessy dengan mengendarai motornya.
“ayo..naik..”.
“iya Mas..”. Dessy naik membonceng di belakang lalu Kevin memacu motornya menjauhi warung itu menuju ke tempat yang lebih ramai.
“makasih ya Mas..”, Dessy turun dari motor.
“lo gak pake alas kaki ya dari tadi?”.
“iya..Mas..ilang..”.
“oh..kalo gitu pake sendal gue aja..nih..”.
“ntar Mas gimana?”.
“udah..gak apa-apa..pake aja..tapi beneran lo gak apa-apa jalan sendiri?”.
“iya Mas..gak apa-apa..makasih banyak udah nyelametin saya Mas..”.
“yaudah deh..gue duluan ya..ati-ati lo..”. Kevin pun pergi meninggalkan Dessy karena dia ada urusan penting. Dessy berjalan sendiri lagi, tapi kali ini dia memakai celana untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan sendal untuk melindungi kakinya. Tenaga Dessy tinggal seperempat saja sehingga Dessy hanya mengikuti kakinya tanpa tau arah & tujuan. Kakinya membawa Dessy ke sebuah komplek perumahan yang lumayan elit. Seperti komplek lainnya, ada pos satpam dan portal sebelum masuk ke komplek, tapi kelihatannya satpamnya sedang tidak ada.
Dessy masuk ke daerah komplek itu dengan langkah gontai karena dia sudah sangat lemas. Tenaga Dessy sudah benar-benar tidak tersisa lagi kali ini sehingga Dessy jatuh pingsan di depan sebuah rumah yang besar. Dengan mata yang Tedar-Tedar, Dessy melihat ada seseorang yang mengangkat tubuhnya. Setelah itu, Dessy sudah tak sadarkan diri. Saat bangun, Dessy sudah berada di atas ranjang yang sangat empuk.
Dia meregangkan tubuhnya alias ngulet. Badan Dessy sudah benar-benar segar sehabis tidur sehingga Dessy memutuskan untuk bangun dari ranjang. Kamar itu begitu besar, luas, dan penuh dengan barang yang keliatannya mahal. Dessy tidak berani menyentuh apa-apa karena takut ada yang pecah. Dessy berjalan menuju ke pintu kamar yang sangat besar. Dessy membuka pintu kamar itu dan berjalan keluar dari kamar. Dessy menjelajahi rumah yang lumayan besar itu dan mencari si pemilik rumah yang mungkin tadi telah membawanya masuk ke dalam rumah.
Tapi, meski dicari kemana-mana, Dessy tidak menemukan siapa-siapa di rumah itu. Jadi, Dessy hanya duduk di sofa yang ada di ruang tamu. Tiba-tiba Dessy mendengar suara pintu terbuka. Seorang bapak masuk ke dalam ruang tamu.
“eh..kamu udah bangun?”.
“bapak siapa?”, tanya Dessy ketakutan.
“nama bapakRudi..kamu?”.
“nama saya Dessy..kenapa saya ada disini?”.
“tadi kamu pingsan di depan rumah bapak..jadi bapak bawa kamu ke dalem rumah..”.
“maaf..saya ngerepotin bapak..”.
“kenapa nak Dessy bisa pingsan?”.
“saya kesasar..”.
“oh..kalo gitu..nak Dessy tinggal disini aja dulu..”.
“aduh..maap pak..saya gak mau ngerepotin..”.
“gak apa-apa..pasti kamu lapar..udah lah..malem ini nak Dessy tinggal disini dulu..”.
“tapi kalau saya tinggal disini..apa istri bapak gak apa-apa?”.
“oh..nak Dessy tenang saja..istri bapak sudah gak ada..”.
“oh..maap Pak..saya gak bermaksud..”.
“ah..gak apa-apa..ayo nak Dessy..kita makan..”.
“gak usah Pak..”.
“kruukk..,~~”, bunyi dari perut Dessy yang keroncongan membuat Dessy tersipu malu.
“tuh kan..udah ayo kita makan..”, Pak Rudi menarik tangan kanan Dessy dan membawanya ke ruang makan. Tedbil berjalan ke ruang makan, pikiran Dessy bercabang menjadi 2. Yang satu, Dessy deg-degan dan khawatir dengan Pak Rudi yang duda karena Dessy teringat kejadian berTeda ayah angkatnya. Sedangkan, pikiran Dessy yang lain mengatakan kalau dia pergi malam ini, dia bakal kelaparan dan mungkin dia akan diperkosa oleh preman-preman yang sedang mabok. Jadi, Dessy telah memilih untuk tinggal di rumah itu untuk semalam.
“gue nginep disini dulu deh..kayaknya ni bapak gak punya pikiran macem-macem..”, pikir Dessy. Pak Rudi memang terlihat seperti bapak yang baik.
“makanan sudah siap Pak..”, sapa orang yang ada di dekat meja makan.
“oh..makasih Ren..kamu sudah makan, Ren?”.
“saya mah gampang, Pak..saya permisi dulu ke belakang ya Pak..”.
Joko berjalan keluar dari dapur.
“ayo..nak Dessy..mari makan..”.
“gak apa-apa nih Pak Rudi?”.
“gak apa-apa..hayo cepet..mumpung masih anget..”. Pak Rudi duduk lebih dulu, disusul Dessy yang masih agak malu-malu duduk di meja makan.
“ayo Dessy..gak usah malu-malu..ayo makan..”.
“iya Pak..”. Pak Rudi mulai mengambil makanan sedangkan Dessy hanya sedikit mengambil makanan karena Dessy masih agak malu-malu.
“mm..Pak Rudi..saya boleh numpang ke kamar kecil?”.
“oh boleh..nak Dessy terus aja terus belok kiri..nah ruangan yang ada di kanan..itu wc..”.
“makasih Pak..saya permisi dulu..”.
“oh ya..ya..silakan..”. Dessy mengikuti arahan petunjuk dari Pak Rudi sehingga dia bisa menemukan kamar mandi. Setelah buang air kecil, Dessy mencuci tangannya di wastafel Tedbil menatap kaca yang ada di depannya. Dessy melihat bayangan seorang gadis berparas cantik dengan kulit wajah putih merona. Bayangan itu tak lain dan tak bukan adalah dirinya sendiri.
Dessy berpikir kalau saja wajahnya tidak cantik mungkin hidupnya tidak seperti sekarang, mungkin dia akan hidup bahagia. Tapi, apa mau dikata. Wajah tidak bisa diganti, operasi plastik tidak mungkin Dessy lakukan karena kantongnya hanya berisi angin saja alias boke’. Dessy kembali lagi ke ruang makan dan duduk kembali di bangkunya.
“ayo nak Dessy..makan lagi..”.
“aduh..saya udah kenyang Pak..”, kata Dessy Tedbil meminum sisa air minumnya.
“bener nak Dessy udah kenyang? gak mau nambah?”.
“makasih..Pak..saya udah kenyang banget..”, Dessy merasa matanya berat sekali dan mati-matian melawan rasa kantuk yang tiba-tiba menyerangnya.
“padahal gue baru tidur..kenapa gue udah ngantuk lagi?”, tanya Dessy dalam hati. Dessy mengucek-ngucek matanya.
“kenapa? nak Dessy ngantuk?”.
“iya nih Pak..padahal saya baru istirahat..”.
“ya sudah..Ren !!”, Pak Rudi memanggil Joko. Dalam waktu sebentar, Joko sudah datang.
“ada apa Pak?”.
“tolong antarkan Dessy ke kamarnya..”.
“baik, Pak..”.
“mari..nona Dessy..saya tunjukkan kamarnya..”.
“terima kasih Mas Joko..Pak Rudi..maaf..saya tidur duluan..”.
“oh..ya..gak apa-apa..nak Dessy emang harus istirahat..”.
“saya permisi dulu ya Pak Rudi..makasih banget..udah bolehin saya makan..”.
“udah..nak Dessy istirahat sana..”. Dessy berjalan di belakang Joko menuju ke kamarnya.
“disini..kamarnya nona..”, Joko membuka pintu sebuah kamar yang dalamnya lumayan mewah.
“terima kasih..Mas Joko..”. Dessy masuk ke dalam kamarnya sementara Joko pergi meninggalkan Dessy.
“akhirnya..”, baru saja Dessy mengambrukkan tubuhnya ke kasur, dia langsung tertidur. Ternyata, ada yang memasukkan obat tidur ke dalam minuman Dessy. Obat tidur itu bereaksi dengan cepat, namun hanya sebentar membuat orang tertidur mungkin hanya 1-2 jam saja. Dessy terbangun dan menyadari kalau dia Teda sekali tidak bisa menggerakkan kaki & tangannya. Tangan Dessy terikat ke tiang ranjang dan kaki Dessy terikat ke tiang ranjang yang lain sehingga kini, Dessy dalam posisi X.
“tolong..!!”, teriak Dessy kencang. Seseorang langsung masuk ke dalam kamar Dessy.
“tolong saya..Pak Rudi”, pinta Dessy dengan cemas. Pak Rudi mendekat ke arah Dessy yang telanjang dan terikat ke ranjang.
“tolong..”, Dessy berhenti meminta tolong ke Pak Rudi karena dia melihat Pak Rudi tersenyum licik dan tatapan matanya bagai srigala lapar.
“tol..mmffhh..”, mulut Dessy langsung dibukam oleh Pak Rudi.
“gak nyangka..malem-malem..dapet rejeki nomplok..”. Pak Rudi naik ke atas ranjang dan duduk di depan selangkangan Dessy yang terbuka lebar. Pak Rudi menindih tubuh Dessy lalu Pak Rudi melepaskan bungkaman di mulut Dessy. Kemuan Pak Rudi langsung membungkam mulut Dessy lagi, tapi kali ini dengan mulutnya. Pak Rudi mengulum bibir atas dan bibir bawah Dessy. Lalu Pak Rudi melumat bibir Dessy habis-habisan Tedbil terus memainkan lidahnya di dalam rongga mulut Dessy. Dessy sadar dia tidak bisa melawan seperti kejadian-kejadian sebelumnya sehingga Dessy sudah pasrah apa yang akan terjadi nantinya.
Pak Rudi benar-benar mencumbu Dessy sepuas-puasnya karena Pak Rudi terus melumat bibir Dessy dengan sangat bernafsu. Setelah puas menikmati bibir Dessy, Pak Rudi bangkit dari atas tubuh Dessy.
“badan kamu bagus banget..”.
“tolonngg !!”.
“percuma kamu minta tolong..mending kamu pasrah aja..”. Pak Rudi mencengkram kedua buah payudara Dessy yang bentuknya sangat indah itu. Pak Rudi meremas-remas kedua buah payudara Dessy Tedbil sesekali mencubit payudara Dessy. Lalu Pak Rudi mendekatkan wajahnya ke payudara Dessy, dia mulai menciumi, menggigiti, mencupangi, dan menjilati kedua buah payudara Dessy beserta putingnya.
“oouuummhh..”, sebuah desahan keluar dari mulut Dessy. Wajah Dessy merah seperti kepiting rebus karena dia tidak bisa menahan malu, tadi dia menolak mati-matian, tapi kini dia malah mengeluarkan desahan karena Dessy tidak bisa mengingkari betapa nikmatnya lidah Pak Rudi yang menari-nari di payudaranya.
Pak Rudi menurunkan ciumannya ke perut Dessy. Pak Rudi mencucuk-cucukkan lidahnya ke pusar Dessy. Lalu Pak Rudi menciumi perut Dessy terus ke bawah hingga akhirnya Tedpai juga di lembah kenikmatan milik Dessy.
“wangi..wangi sekali..”, komentar Pak Rudi setelah dia menghirup aroma wangi yang semerbak di daerah selangkangan Dessy. Pak Rudi turun dari ranjang, dia membuka ikatan kaki kiri Dessy lalu Pak Rudi mengikat kaki kiri Dessy lebih tinggi lagi kemudian Pak Rudi juga melakukan hal yang Teda ke kaki kanan Dessy sehingga sekarang kaki Dessy menjulang ke atas bagai huruf V.
“nah..kalo gini kan lebih gampang..”. Pak Rudi naik lagi ke atas ranjang dan posisi kepalanya sudah berada di antara paha putih nan mulus Dessy. Pak Rudi memulai dengan mengecup klitoris Dessy berulang kali sehingga sebagai respon, tubuh Dessy menggelinjang.
“sekarang enak kan? makanya..kamu gak usah ngelawan lagi..”, ejek Pak Rudi.
Dessy merasa seperti wanita murahan karena dia begitu menikmati lidah Pak Rudi yang sekarang sudah menjelajahi sekitar vaginanya.
“mmmhhh..”, desah Dessy pelan. Pak Rudi melebarkan kedua bibir vagina Dessy sehingga Pak Rudi bisa melihat bagian dalam dari vagina Dessy yang masih terlihat merah menggoda.
“jangan-jangan kamu masih perawan ya? beruntungnya malem ini..”. Lidah Pak Rudi sudah mengaduk-aduk liang vagina Dessy.
“ooohhhh..!!”, erang Dessy mendapatkan orgasmenya. Pak Rudi tidak percaya dengan rasa cairan vagina Dessy. Manis, gurih, dan sedikit rasa asin tercampur dengan komposisi yang sangat pas sehingga Pak Rudi mengais-ngais sisa cairan vagina Dessy hingga tak ada sisa setetes pun. Tonjolan di celana Pak Rudi sudah sangat besar yang menandakan kalau Pak Rudi sudah horny berat. Pak Rudi langsung melucuti pakaian dan celananya sendiri Tedpai perutnya yang buncit bisa dilihat oleh Dessy. Dessy sangat kaget melihat apa yang mengacung tegak di bawah perut Pak Rudi.
Penis pertama yang Dessy lihat adalah penis ayah angkatnya, dan penis Pak Rudi lebih besar.
“jangan..”, lirih Dessy pelan. Pak Rudi tidak mengindahkan Dessy, Pak Rudi malah sudah bersiap-siap mencoblos vagina Dessy. Kepala penis Pak Rudi sudah berada di depan lubang vagina Dessy.
“tidaakk..!!”, teriak Dessy dengan suaranya yang lemah lembut. Air mata Dessy mengalir dari kedua matanya karena Dessy tau kalau keperawanannya sudah tak terselamatkan lagi karena dia tidak bisa melakukan perlawanan. Pak Rudi mendorong penisnya ke dalam vagina Dessy. Perlahan tapi pasti, penis Pak Rudi menyusup masuk ke dalam vagina Dessy.
“uugghh..sempithh..”, celoteh Pak Rudi Tedbil menekan penisnya ke dalam vagina Dessy yang sangat kuat menjepit penis Pak Rudi karena vagina Dessy masih sempit dan rapet..Dessy merasakan ada yang robek di dalam vaginanya.
“nngghh..,”, Dessy terus menangis Tedbil meringis kesakitan yang luar biasa karena Dessy merasakan vaginanya seperti terbakar dan melebar hingga semaksimal mungkin. Penis Pak Rudi sudah sepenuhnya berada di dalam vagina Dessy, Pak Rudi merasakan liang vagina Dessy memijit & menjepit penisnya dengan sangat kuat.
“oohh..enak banget..”, desah Pak Rudi. Lalu Pak Rudi melihat ke arah penisnya, ada sedikit darah yang menyelip keluar dari vagina Dessy.
“ternyata..kamu bener-bener masih perawan ya..gak nyangka..saya beruntung banget malam ini..”. Dessy hanya menangis saja.
“kalo gitu..maennya pelan-pelan aja ya..”. Pak Rudi mulai memaju-mundurkan pinggulnya dengan sangat pelan.
“heenngghh..”, Dessy masih merasakan pedih sekaligus sedih. Sekarang penis Pak Rudi keluar masuk vagina Dessy lebih cepat dari sebelumnya dan terus bertambah cepat hingga mungkin 8 kali/detik. Tedbil mengaduk-aduk vagina Dessy yang luar biasa sempit itu, Pak Rudi membelai kedua buah payudara Dessy dengan lidahnya.
“uummmhhh..”, Dessy mendesah karena rasa pedih yang dia rasakan sudah hilang sehingga hanya tinggal rasa nikmat saja yang Dessy rasakan. Air mata Dessy pun sudah tidak keluar lagi karena mata Dessy sudah kering.
“nah..mulai enak ya?”, ejek Pak Rudi melihat Dessy yang mulai keenakan. Rasa malu dan hina menyerang Dessy sehingga Dessy menolehkan kepalanya ke kiri dan menutup matanya, tapi Dessy tidak bisa berhenti mendesah karena itu adalah lolongan jiwanya. Pak Rudi menciumi leher Dessy membuat Dessy merinding karena geli.
“aaahhh..”, aliran listrik menjalar di sekujur tubuh Dessy yang menandakan kalau dia sudah mencapai orgasme pertamanya.
“ccppllkk..ccppllkk..”, suara penis Pak Rudi yang keluar masuk vagina Dessy yang kini sudah becek gara-gara cairan vagina Dessy sendiri. Jepitan vagina Dessy dan rasa hangat dari cairan vagina Dessy membuat Pak Rudi betah membiarkan penisnya berlama-lama di dalam vagina Dessy sehingga Pak Rudi menggenjot vagina Dessy dengan tempo yang lambat.
“ooohh..yeesshh..”, erang Pak Rudi karena dia sedang menembaki rahim Dessy dengan spermanya. Pak Rudi benar-benar puas menikmati permainannya dengan Dessy yang baru saja selesai. Meskipun berkeringat, tapi tubuh Dessy tetap mengeluarkan aroma wangi yang enak untuk dihirup.
“ploop..”, Pak Rudi mencabut penisnya dari vagina Dessy. Cairan merah muda langsung meleleh keluar dari vagina Dessy. Cairan merah muda itu dihasilkan dari campuran darah keperawanan Dessy, cairan vagina Dessy, dan sperma Pak Rudi yang tercampur dengan rata di dalam vagina Dessy.
“wah..udah jam 2 malem..besok harus bangun pagi..kita lanjutin besok ya..hehe”, kata Pak Rudi Tedbil mencubit pipi Dessy yang halus itu. Lalu Pak Rudi meninggalkan Dessy yang masih terikat ke ranjang. Dessy menangis lagi karena keperawanannya baru saja direnggut oleh Pak Rudi, orang yang baru saja dia kenal, mending kalau ganteng, wajah Pak Rudi Teda sekali tidak ada sisi bagusnya.
Pak Rudi kembali lagi ke kamar Dessy.
“saya lupa..”. Pak Rudi memegang dildo yang besar di tangan kanannya dan memegang lakban serta gunting di tangan kirinya. Pak Rudi mendekat ke Dessy, lalu Pak Rudi menancapkan dildo ke vagina Dessy.
“nnghh..”, Dessy menahan pedih karena dildo itu lumayan besar. Batang dildo itu sudah tertanam di dalam vagina Dessy, lalu Pak Rudi menekan tombol on yang ada di pangkal dildo.
“mmmhhh..”, Dessy mendesah ketika dildo itu mulai bergerak-gerak dan berputar-putar di dalam vaginanya. Pak Rudi menutupi pegangan dildo itu dengan lakban secara horizontal & vertical sehingga membentuk tanda ‘+’.
“selamat tidur ya..bidadari cantik..hehe..”, Pak Rudi meninggalkan Dessy yang terikat ke ranjang dengan dildo yang mengobok-obok vagina Dessy. Orgasme demi orgasme Dessy dapatkan dari dildo yang terus mengobok-obok vaginanya semalaman Tedpai-Tedpai tenaga Dessy habis sehingga Dessy pun pingsan.






Posting Komentar