
Info88seks - Nana terlambat bangun untuk berangkat sekolah, padahal sebelumnya dia selalu bangun lebih pagi. Mungkin semalam keasyikan nonton acara TV, sehingga pagi ini dia harus buru-buru kalau tidak ingin terlambat sampai di SMU. Nana adalah pelajar kelas 1, minggu depan dia akan berulang tahun yang ke-16.
Dengan wajah yang manis, rambut sebahu, kulit putih bersih, mata bening dan ukuran payudara 34B, tak heran Nana selalu menjadi incaran para lelaki, baik yang sekedar iseng menggoda atau yang serius ingin memacarinya. Tetapi sampai hari ini Nana belum menjatuhkan pilihannya.
Alasannya cukup klasik, “Maaf ya.., kita temenan aja dulu.., soalnya saya belum berani pacaran.., kan masih kecil, ntar dimarahin ortu kalau ketahuan…” begitu selalu kilahnya kepada setiap lelaki yang mendekatinya.

Begitulah Nana, gadis manis yang belum terjamah bebasnya pergaulan metropolis seperti Jakarta tempatnya tinggal. Nana mungkin akan cukup lama bertahan dalam keluguannya kalau saja peristiwa itu tidak terjadi.
Pagi itu selesai menyiapkan diri untuk berangkat, Nana sedikit tergesa-gesa menjalankan Honda Supra-nya. Tanpa disadarinya dari kejauhan tiga pasang mata mulai mengintainya. Ricky (25 tahun) mahasiswa salah satu PTS yang pernah ditolak cintanya oleh Mita, hari itu mengajak dua rekannya (Kevin dan Ardi) yang terkenal bejat untuk memberi pelajaran buat Nana, karena Ricky yang playboy paling pantang untuk ditolak, apalagi oleh gadis ingusan macam Nana.
Tepat di jalan sempit yang hampir jarang dilewati orang, Ricky dan kawan-kawan memalangkan Toyota Land Cruser-nya, karena mereka tahu persis Nana akan melewati jalan pintas ini menuju sekolahnya. Sedikit kaget melihat mobil menghadang jalannya, Nana gugup dan terjatuh dari motornya. Ricky yang berada di dalam mobil beranjak keluar.
“Hai Na.., jatuh ya..?” kata Ricky dengan santainya.
“Apa-apaan sih kamu..? Mau bunuh aku ya..?” hardik Nana dengan wajah kesal.
“Nggak.., cuman aku mau kamu jadi pacarku, jangan nolak lagi lho..! Ntar…” kata Ricky yang belum sempat menyelesaikan kata-katanya.
“Ntar apa..?” potong Nana yang masih dengan wajah kesal.
“Ntar gue perkosa lo..!”
“Sialan dasar usil, cepetan minggir aku udah telat nih..!” bentak Nana.
Air mata di pipinya mulai menetes karena Ricky tetap menghalangi jalannya.
“Ricky please.., minggir dong..!” pintanya sudah tidak sabaran lagi.
Ricky mulai mendekati Nana yang gemetar tidak tahu harus bagaimana lagi menghadapi bajingan ini. Tiba-tiba dari arah belakang sebuah pukulan telak mendarat di tengkuk Nana yang membuatnya pingsan seketika. Rupanya Kevin yang sedari tadi bersembunyi di balik pohon bersama delapan orang lainnya sudah tidak sabar lagi.
“Ayo kita angkut dia..!” perintah Ricky kepada teman-temannya.
Singkat cerita, Nana dibawa ke sebuah rumah kosong di pinggir kota. Letak rumah itu menyendiri, jauh dari rumah-rumah yang lainnya, sehingga apapun yang terjadi di dalamnya tidak akan diketahui siapapun.
Sebuah tamparan di pipinya membuat gadis ini mulai siuman. Dengan tatapan nafsu dari dua lelaki yang sama sekali tidak dikenalnya kecuali satu orang, yaitu Ricky. Nana mulai ketakutan memandang sekelilingnya. Apa yang akan terjadi samar-samar mulai terbayang di matanya. Jelas sekali dia akan diperkosa oleh 3 orang. Rupanya mereka sudah tidak sabaran lagi untuk segera memperkosa Nana. Tangan-tangan mereka mulai merobek-robek pakaian gadis itu dengan sangat kasar tanpa perduli teriakan ampum maupun tangisan Nana.

“An.., lo mau gue apain nih cewek..?” kata Kevin sambil melirik ke arah Ricky.
“Terserah deh.., emang gue pikirin..!”
Kevin menatap sebentar ke arah Nana yang sudah sangat ketakutan, air matanya nampak mengalir dan, “PLAK..!” tamparan Kevin melayang ke pipinya.
Ricky dan yang lainnya mulai membuka pakaian masing-masing, sehingga sekejap orang-orang yang berada dalam ruangan itu semuanya telanjang bulat. Nana yang terduduk di lantai karena dicampakkan Kevin kembali menerima perlakuan serupa dari Ricky yang kembali menjambak rambutnya, hanya saja tidak menariknya ke atas, tetapi ke bawah, sehingga sekarang Nana dalam posisi telentang. Teman-teman Ricky memegangi kedua tangan dan kaki Nana, sedangkan Ricky duduk tepat di atas kedua payudara Nana. Penis Ricky yang sudah mengeras dengan panjang 18 cm ditempelkan ke bibir Nana.
“Ayo isep kontol gue..!” bentak Ricky tidak sabaran.
Karena Nana tidak juga membuka mulutnya, Ricky menampar Nana berkali-kali. Karena tidak tahan, akhirnya mulut mungil Nana mulai terbuka. Tanpa ampun Ricky yang sudah tidak sabaran memasukkan penisnya sampai habis, tonjolan kepala penis Ricky nampak di tenggorokan Nana. Ricky mulai memaju-mundurkan penisnya di mulut Nana selama 5 menit tanpa memberi kesempatan Nana untuk bernafas. Nana kesakitan dan mulai kehabisan nafas, Ricky bukannya kasihan tetapi malah semakin brutal menancapkan penisnya.
Selang beberapa saat, Ricky mengeluarkan penisnya dari mulut Nana, dan segera diganti oleh Penis Kevin yang panjangnya hampir 20 cm. Ardi yang sedari tadi memegang kaki Nana mulai menjalankan aksinya. Paha Nana ditarik ke atas dan mengarahkan penisnya ke memeknya Nana. Penis Ardi yang paling besar di antara kedua rekannya tidak terlalu gampang menembus memek Nana yang memang sangat sempit, karena masih perawan. Tetapi Ardi tidak perduli, penisnya terus ditekan ke dalam memek Nana dan tidak berapa lama Nana tampak meringis kesakitan, tetapi tidak mampu bersuara karena mulutnya tersumbat penis Kevin yang dengan kasarnya menembus hingga tenggorokannya.
Ardi memaju-mundurkan penisnya ke dalam memeknya Nana dan nampak darah mulai menetes dari memek Nana. Keperawanan Nana telah dikoyak Ardi. Kevin yang tidak puas akan “pelayanan” Nana nampak kesal.
“Ayo isep atau gue cekik lo..!” bentaknya ke arah Nana yang sudah dingin pandangannya.
Nana yang sudah putus asa hanya dapat menuruti keinginan Kevin. Mulutnya dimaju-mundurkan sambil menghisap penis Kevin.
“Ayo cepat..!” kata Kevin lagi.
Karena dalam posisinya yang telentang, agak sulit bagi Nana menaik-turunkan kepalanya untuk mengulum penis Kevin, tetapi Kevin rupanya tidak mau perduli. Nana melingkarkan tangannya ke pinggang Kevin, sehingga dia dapat sedikit mempercepat gerakannya sesuai keinginan Kevin.

“Buka yang lebar dan keluarin lidah lo..!” bentaknya lagi.
Nana membuka mulutnya lebar-lebar dan menjulurkan lidahnya keluar. Kevin memasukkan kembali setengah penisnya ke mulut Nana dan, “Ah.., crot… crot… crot..!” sperma Kevin yang banyak masuk ke mulut Nana.
“Telan semuanya..!”
Nana terpaksa menelan semua sperma Kevin yang masuk ke mulutnya, walau sebagian ada yang mengalir di sela-sela bibirnya.
Ardi yang juga hampir ejakulasi mencabut penisnya dari memek Nana dan merangkat ke atas dada Nana dan bersamaan dengan Kevin mencabut penisnya dari mulut Nana. Ardi memasukkan penisnya ke mulut Nana sampai habis masuk hingga ke tenggorokan Nana.
Dan, “Crot.. crot.. crot..!” kali ini sperma Ardi langsung masuk melewati tenggorokan Nana.
Ricky yang sedari tadi menonton perbuatan kedua rekannya melakukan hal serupa yang dilakukan Ardi, hanya saja Ricky menyemprotkan spermanya ke dalam memek Nana.
Begitulah selanjutnya, masing-masing dari mereka kembali memperkosa Nana sehingga baik Ricky, Ardi dan Kevin dapat merasakan nikmatnya memek Nana dan hangatnya kuluman bibir Nana yang melingkari penis-penis mereka. Mereka benar-benar sudah melampaui batasan keinginan berbalas denadam terhadap Nana yang tadinya masih polos itu.
Sebelum meninggalkan Nana sendirian di rumah kosong, mereka sempat membuat photo-photo telanjang Nana yang dipergunakan untuk mengancam Nana seandainya buka mulut. Foto-foto tersebut akan disebarkan ke seantero sekolah Nana jika memang benar-benar Nana melaporkan hal tersebut ke orang lain.
Hari-hari selanjutnya dengan berbagai ancaman, Nana terpaksa pasrah diperkosa kembali oleh Ricky dan kawan-kawan sampai belasan kali. Dan setiap kali diperkosa, jumlahnya selalu bertambah, hingga terakhir Nana diperkosa 40 orang, dan dipaksa menelan sperma setiap pemerkosanya. Sungguh malang nasib Nana.


Posting Komentar