
Info88seks - Perkenalkan nama saya Dede (nama samaran saya), lulus kuliah baru bulan kemarin di suatu perguruan tinggi terkemuka di Jogja, cerita ini baru saya alami dalam beberapa bulan kemarin tepatnya bulan Januari, dimulai dari saya kirim SMS ke seorang cewek yang sudah lama tidak berjumpa, karena sudah lama tidak berhubungan saya kehilangan nomor kontaknya, kemudian saya meminta temanku nomornya (katanya dia sih punya) suatu ketika langsung saya kirimkan SMS kepada dia yang berisi bahwa saya kangen ingin bertemu dengannya.
Saat sudah aku kirimkan SMS tadi saya tunggu berjam juga tidak ada balasan, dan ketika itu saya mengirimkan ulang lagi dengan saya kasih nama saya di belakangnya, selang beberapa waktu yang saya SMS miss call ke hapeku, karena saya dalam perjalan naik motor, kemudian saya kirim SMS lagi ke dia yang isinya “bentar saya lagi dalam perjalanan nanti saya hubungi setelah sampai ketujuan”
Setelah yang kujanjikan tadi saya baru telepon si dia, Hallo Dewi “tanya saya” dia menjawab “maaf anda salah orang”, ternyata yang saya telepon salah orang, sambil menahan malu saya mau kumatikan teleponku, tetapi lawan bicara saya segera bertanya “yang anda cari siapa? dengan nada mendesah” saya jawab “saya sedang mencari teman lama saya yang hampir 6 tahun tidak ada kabarnya” singkat kata kami kemudian berkenalan ternyata yang saya telepon salah sambung namanya Shella.

Sejak saat itu, kami sering berkirim SMS. Kadang-kadang gw malah menelponnya. Namun, tidak ada niat sedikitpun dalam diriku untuk menemuinya, atau melihat wajahnya. Toh tidak ada maksud apa-apa, pikirku. Dua bulan berjalan sejak perkenalan itu, entah mengapa, isi pesan SMS berubah menjadi hal-hal yang agak menjurus ke sex.
Tiga bulan berjalan sejak perkenalan kami lewat telepon. Tiba-tiba, Shella mengirim SMS yang menyatakan ingin bertemu. Mengapa tidak, kupikir. Toh tidak ada ruginya untukku. Saat itu pikiranku belum berpikir jauh sampai ke sex. Kami janjian sore pukul 17.00. Kebetulan hari itu hari libur. Setelah tiba di tempat yang dijanjikan, gw segera meneleponnya. Gua pake sweater pink, kata Shella.
Segera kutemui Shella yang sedang berdiri menunggu. Hai, Shella ya?, tanya gw. Shella segera tersenyum. Wajahnya memang tidak cantik, tubuhnya pun tidak aduhai seperti poster swimsuit di majalah Popular. Namun, gw memang tidak terlalu mempermasalahkan penampilan fisik. Segera ku perkenalkan diriku. Gua Dede, kata gw. Memang pergaulanku dengan wanita tidak intens, sehingga saat itu gw sedikit gugup. Namun, segera kututupi kegugupanku dengan sedikit jaim (jaga image).
Kami segera menjadi akrab. Kami berbicara sebentar sambil menikmati makanan di sebuah food court. Dede, suka nyanyi-nyanyi gak?, tanya Shella setelah kami selesai makan. Suka, tapi tidak di depan umum, begitu jawabku. Sama dong. Kalo gitu, mau gak kamu saya ajak utk nyanyi di karaoke? Kita bisa pesan private room kok, jadi tidak ada orang lain. tanya Shella. Kupikir, asyik juga ya, untuk melepas lelah. Segera kami meluncur ke sebuah karaoke terdekat menggunakan mobilku.
Setibanya di sana, kami memesan tempat untuk dua orang. Kami segera dituntun masuk oleh seorang wanita. Ruangannya agak remang-remang, dan ditutupi gorden, jadi memang tidak akan terlihat dari luar. Sambil waitress menyiapkan ruangan, kami memesan minuman. Shella permisi kepadaku untuk ke toilet. Tepat setelah waitress menyiapkan ruangan dan minuman, Shella kembali. Kurasa agak aneh waktu itu karena aroma wewangiannya kian tajam. Namun, tidak kupedulikan. Segera kami mulai memasang lagu kesukaan kami, dan kami bernyanyi-nyanyi. Sampai tibalah kami di lagu yang kelima. Shella memesan lagu yang lembut, dan agak romantis.
Sebelum lagu tersebut dimulai, tak sengaja punggung tanganku menyentuh punggung tangan Shella. Halus sekali, pikirku. Sayang sekali tanganku untuk berpindah dari punggung tangannya, sehingga kubiarkan saja di situ. Shella pun diam saja, tidak berusaha melepaskan sentuhan tangannya dari tanganku. Dingin ya?, tanya Shella, kepada gw, sambil melihat tanganku. Iya, jawabku mengangguk lemah. Segera Shella mendekatkan tanganku ke tangannya. Tanganku segera menggenggam jari-jarinya.

Segera kupeluk Shella dengan rasa sayang.Tiba-tiba Shella menarik tanganku ke dada kirinya. Segera kurasakan bagian lembut kewanitaannya tersebut. Nikmat sekali, namun dengan rasa agak takut. Pelan-pelan kusentuh buah dadanya yang lembut itu. Shella diam saja. Gw mulai berani. Ku elus-elus buah dadanya, perlahan-lahan, dengan gerakan memutar, tanpa menyentuh bagian putingnya. Gw semakin berani. Tangan kananku kumasukkan ke dalam sweater merahnya. Segera ku elus bukit lembut tersebut di bagian pinggirannya.
Ku putar-putar tanganku mengelilingi putingnya. Setelah beberapa saat, kusentuh putingnya. Ternyata putingnya sudah mengeras. Lalu kuremas dengan lembut. Shella mendesah. Ssshh, desahnya. Kulanjutkan penjelajahanku ke dada kanannya. Kuulangi hal yang sama. Lagi-lagi Shella mendesah. Segera ia memagut bibirku, dan melumatnya. Saat kujulurkan lidahku, segera dihisapnya kuat-kuat. Oh, nikmat sekali berciuman seperti ini, pikirku karena memang gw belum pernah berciuman dengan wanita. Badanku bergetar hebat, karena gw belum pernah melakukan hal seperti ini sebelumnya. Kami lanjutkan permainan kami beberapa saat. Setelah itu, kami berhenti untuk menikmati minuman kami.
Kusodorkan sedotan minumanku untuk diminum terlebih dulu oleh Shella. Kemudian kami lanjutkan nyanyian kami sambil berpelukan. Nyaman sekali rasanya saat itu. Kuteruskan permainan tanganku dengan lembut, mengelus dan meremas dengan lembut buah dada Shella. Shella kembali memagut bibirku. Kami berciuman hebat. Tiba-tiba Shella menarik tanganku, dan memasukan tanganku ke dalam celana panjangnya. Segera terasa bulu-bulu halus kemaluannya tersentuh oleh tanganku. Pelan-pelan kudorong tanganku ke bawah, menuju organ intimnya. Segera terasa tanganku menyentuh vaginanya yang hangat dan basah. Montok kan punya gua?, begitu ungkap Shella saat tanganku mengelus lembut vaginanya. Segera kuiyakan pertanyaannya itu, padahal gw tidak bisa membedakan seperti apa vagina yang tidak montok. Kuusap terus vaginanya, seraya desahan Shella mengiringi gerakanku. Sssh.. Oh, Dede.
Baru kamu laki-laki yang bisa memperlakukanku dengan lembut, begitu terus desahnya. Tersanjung juga gw dipuji dirinya.Kami terus bercumbu sampai tak terasa dua jam berlalu. Dede, kamu jangan pulang dulu ya. Gw ingin dikelonin sama kamu. Temani sebentar gw di hotel ya?, tanya Shella kepadaku. Saat itu, gw agak takut. Takut gw tidak bisa menahan diri untuk tidak tidur dengannya. Segera kuingat ajaran2 agama yang melarangku melakukannya. Namun sepertinya Shella mengerti ketakutanku. Gw cuma minta dibelai kok. Tidak lebih. Ya, Dede?, tanyanya dengan mata memohon. Berat sekali rasanya untuk mengiyakan permintaannya. Di satu sisi, gw takut sekali melanggar ajaran agama. Lagipula, gw banyak tugas yang malam itu harus kuselesaikan. Namun sisi kemanusiaanku membuat gw tidak tega menolaknya. Baiklah, tapi tidak lebih dari itu ya?, jawabku. Iya, gua janji deh, kata Shella lagi.
Kami segera keluar dari ruangan, membayar ke kasir, dan meluncur ke sebuah hotel menggunakan mobilku. Shella menjadi penunjuk jalan. Setelah membayar uang deposit di kasir hotel, kami segera melenggang ke dalam kamar. Di dalam kamar, gw menyalakan televisi. Sejenak kami menikmati sebuah film. Tak lama kemudian, Shella membentangkan tubuhnya di kamar tsb. Dede, sini dong, kata Shella. Gw mengubah posisi duduk ku di ranjang mendekati Shella.
Gw dalam posisi duduk, sementara Shella sudah telentang. Dede, belai gw lagi ya, kata Shella. Segera tanganku mengelus dahi Shella. Kuelus-elus dahinya beberapa lama, turun ke pipi, lalu ke rambutnya yang panjang.Shella menikmati gerakanku sambil menutup mata. Lalu kusandarkan tubuhku ke ranjang, kukecup lembut kening dan dahinya. Shella membuka matanya, tersenyum. Lalu kucium kelopak matanya. Shella benar-benar menikmati perlakuanku. Perlahan kukecup lembut bibirnya. Gw hanya menyentuhkan bibirku di bibirnya. Namun segera Shella menjerat bibirku di bibirnya. Dilumat bibirku dengan bergairah, sementara tangannya dengan kuat memelukku. Kujulurkan lidahku untuk menyentuh bibir bawahnya, namun Shella segera menghisap bibirku tersebut.
Segera kuarahkan ciumanku ke bagian telinganya, dan kujilat bagian dalam daun telinganya dengan lidahku.Shella meronta-ronta dan mendesah. Aduh Dede, geli sekali. Teruskan Dede, katanya. Kucumbu Shella terus di telinganya. Kemudian kuarahkan cumbuanku ke lehernya. Shella mendesah hebat. Ssshh.. sshh.. ohh, desah Shella. Gw tidak bisa menahan diriku lagi. Shella, boleh kubuka bajumu?, tanya gw pelan kepada Shella. Shella mengangguk, tersenyum. Perlahan-lahan kubuka kancing bajunya. Terlihatlah tubuhnya yang putih mulus, dengan bra berwarna biru. Kulanjutkan ciumanku di seputar payudaranya.

Lalu, pelan-pelan kubasahi buah dadanya dengan lidahku. Kuputar wajahku memutari toketnya. Shella mendesah lagi. Gerakan itu terus kuulang beberapa kali, lalu berpindah ke toket kanannya. Di sana kuulangi lagi gerakanku sebelum akhirnya lidahku tiba di puncak tokednya. Kubasahi putingnya dengan lidahku, kumain-mainkan, kukulum, dan kuhisap. Shella mengerang-ngerang. Aduh, Diii..ssh..ssh.. geli sekali. Terus Dede… Sambil mengulum putingnya, pelan2 kuelus bagian perutnya. Auw.. enak Dede.., Shella menekan wajahku ke dadanya. Kira-kira 15 menit Shella kuperlakukan seperti itu. Dede, bukain celanaku dong.., pinta Shella. Segera kubuka kancing celananya, dan kupelorotkan ke bawah. Terlihatlah pahanya yang putih bersih, dan kewanitaannya yang masih tertutupi Celana Dalam warna hitam. Masih mengulum putingnya, segera kuarahkan tanganku ke selangkangannya. Kuelus-elus perlahan.
Kugerakan tanganku dari dekat lututnya, terus bergerak sedikit demi sedikit ke arah pangkal pahanya.ohh.., rintih Shella menahan kenikmatan yang kuberikan. Kuelus vaginanya yang masih tertutupi CD. Ternyata CD-nya sudah basah. Kubelai pelan-pelan bagian tersebut. Shella meronta-ronta, dijepitnya tanganku dengan kedua belah pahanya. Oh.. ohh.. ronta Shella. Gantian tangan Shella yang masuk ke celana dalamku. Dipegangnya Kontolku, lalu dikocok pelan-pelan. Uuh, nikmat sekali rasanya..
Dede, buka celana dalam gua.., pinta Shella. Jangan Shella, gua gak berani melakukan itu.. kata gw. Gw bukan bermaksud munafik, tapi gw memang benar-benar takut saat itu, karena belum pernah melakukannya. Tak apa-apa, Dede, tidak usah dimasukin. Gua cuma minta diciumi aja, pinta Shella memohon. Akhirnya kubuka celana dalam Shella. Kunikmati pemandangan indah dihadapanku. Oh, indah sekali makhluk bernama wanita ini, pikirku. Elus lagi, Dede.., pinta Shella.
Perlahan-lahan, tanganku mulai mengelus bibir vaginanya yang sudah basah. Kuputar-putar jariku dengan lembut di sana. Lagi-lagi Shella meronta. Ohh..ohh. Ke atas lagi Dede. Elus klitorisku, begitu desahnya perlahan. Gw tidak tahu persis di mana klitoris. Gw terus mengelus bibir vaginanya. Segera tangan Shella membimbing tanganku ke klitorisnya. Baru sekali itu gw tahu bentuk klitoris.
Mungil dan menggemaskan. Dengan lembut kuputar-putar jariku di atas klitorisnya. Setiap 5 putaran, Shella langsung mengepit tanganku dengan pahanya. Sepertinya ia benar2 menikmati perlakuanku. Dede, tolong hisap klitorisku, yah?, pinta Shella. Gw sedikit ragu, dan jijik. Pake tangan aja yah, Shella.., gw berusaha menolak dengan halus. Tolong dong, Dede. Sekali ini saja. Nanti gantian deh , pinta Shella. Gw masih berat hati menghisapnya. Shella, maaf ya. Tapi kan itu kemaluan. Apa nanti… Belum selesai gw bicara, Shella segera memotongku. Kemaluanku bersih kok, Dede. Gw selalu menggunakan antiseptik. Tolong ya.. sebentar saja, kok, pinta Shella lagi. Perlahan-lahan kudekatkan mulutku ke memeknya Shella.
Segera tercium aroma yang tidak bisa kugambarkan. Perlahan-lahan kujulurkan lidahku ke klitorisnya. Gw takut sekali kalau rasanya tidak enak atau bau. Kukecap lidahku ke vaginanya. Ternyata tawar, tidak ada rasa apa-apa. Terus, Dede..ohh.. enak sekali, desah Shella. Kuulangi lagi, pelan-pelan. Lama-lama rasa takut dan jijik ku hilang, malah berganti dengan gairah. Kuulang-ulang menjilati vaginanya. Shella makin mendesah. ooh.. oohh.. ohh.. ohh.
Shella menggenggam jari telunjukku, lalu memasukkan ke dalam liang vaginanya. Kamu nanti tidak kesakitan?, tanyaku kepadanya. Ia menggeleng pelan. Lalu, kuputar-putar jariku di dalam vaginanya. Ahh.., Shella menjerit kecil. Kuputar jariku tanpa menghentikan jilatanku ke vaginanya. Saat kuarahkan jariku ke langit-langit memeknya, terasa ada bagian yang agak kasar. Kuelus pelan bagian tersebut, berkali-kali. ‘Ya, terus di situ Dede.. ahh.. enak sekali..
Kuteruskan untuk beberapa saat. Shella makin membuka lebar-lebar pahanya. Tiba-tiba Shella menggerakkan pantatnya ke atas dan bawah, berlawanan dengan arah jilatanku. Ah Dede.. gw mau keluaar.. erang Shella. Shella makin mempercepat gerakannya, dan tiba-tiba gerakan pantatnya dia hentikan, lalu dikepitnya kepalaku dengan pahanya. Ahh.. Dede..gw keluar, desahnya. Segera kupeluk tubuh Shella, dan kugenggam tangannya erat.
Kubiarkan Shella menikmati orgasmenya. Setelah beberapa saat, kuelus-elus dahi dan rambutnya. Dede, enak sekali, kata Shella. Gw diam saja. Sekarang gantian, ya, kata Shella. Gw mengangguk pasrah, antara mau dan takut. Diputarnya tubuhku sehingga tubuhnya menindih tubuhku sekarang. Dibukanya celana dan celana dalamku. Malu sekali rasanya saat itu. Segera kututupi Kontolku yang masih terduduk lemas.

Akhirnya Shella mendekatkan mulutnya ke Kontolku. Dikecupnya ujung Kontolku perlahan. Ada getaran dahsyat dalam diriku saat kecupannya mendarat di sana. Dede, punya kamu enak. Bersih dan terawat, ujar Shella. Geer juga gw dipuji begitu. Dipegangnya gagang Kontolku, lalu Shella mulai menjilati Kontolku. Ya ampun, pikirku. Geli sekali.. Secara reflek gw meronta, melepaskan Kontolku dari mulut Shella. Kenapa, Dede ?, tanya Shella. Gua gak tahan. Geli banget, sih?, kata gw protes. Ya udah, pelan-pelan aja, ya?, kata Shella. Gw mengangguk lagi. Shella mulai memperlambat tempo permainannya. Rasa geli masih menjalari tubuhku, tapi dengan diikuti rasa nyaman. Kuperhatikan Shella menjilati Kontolku, tak terasa Kontolku segera mengeras. Shella senang sekali melihatnya. Segera dilahap kembali Kontolku itu, kali ini sambil dikocok-kocok dengan tangannya.
Sekali lagi gw disiksanya dengan rasa geli yang amat sangat. Kunikmati permainannya, tak terkira nikmatnya. Ya ampun, baru sekali ini kurasakan kenikmatan yang tiada tara seperti ini. Ah.., tak kuasa gw menahan desahanku. Dede, kumasukan ya punyamu?, tanya Shella. Nanti kamu sakit, gak?, tanya gw. Gw sudah tak bisa menguasai diri lagi.
Ingin sekali rasanya Kontolku dikepit oleh vaginanya. Ya, kalau gw yang ngontrol sih, gak sakit, kata Shella. Ya udah, kamu yang di atas aja, kata gw kepadanya. Shella segera mengubah posisi tubuhnya. Ia kangkangkan pahanya di atas tubuhku, lalu pelan-pelan dibimbingnya Kontolku menuju liang memeknya. Ditekannya sedikit, masuklah sedikit ujung Kontolku ke dalam. Terasa sedikit basah dan licin kemaluannya. Dedeamkan punya gw di sana utk beberapa saat. Gw diam menunggu. Lalu ditekannya sedikit lagi. Kali ini punya gw masuk lebih dalam dan makin terasa cairan pelicin kemaluannya.
Sudah sepertiga dari panjang Kontolku yang berada dalam vaginanya. Dia diamkan lagi Kontolku di sana beberapa saat. Ia sedikit Sakit?, kutanya. Iya, tapi gak apa2. , jawab Shella. Kemudian ia mendorong Kontolku makin dalam, hingga akhirnya semua Kontolku tertelan di dalam vaginanya. Terasa basah dan hangat vaginanya. Nikmat dan geli sekali rasanya. Setelah beberapa saat, Shella mulai menggerakkan pinggulnya naik dan turun. Ahh.. enak sekali menikmati Kontolku terjepit dalam vagina Shella.
Gerakan pantat Shella membuat Kontolku terkocok, dan segera gw merasakan kenikmatan yang tiada tara. Shella pun seakan-akan begitu. Ohh.. ohh.. ohh.. ohh, Shella mengerang-ngerang.
Shella terus menggerakan pinggulnya naik dan turun selama beberapa saat dengan diiringi desahan. Tiba-tiba ia berhenti. Entah mengapa tiba-tiba ada perasaan kesal dalam diriku. Namun, ternyata Shella tidak berhenti begitu saja. Kini pinggulnya digerakan tidak naik-turun lagi, tapi maju mundur, dan terkadang berputar. Sepertinya Shella sangat menikmati gerakan ini, terbukti erangannya semakin sering. Ah.. ah.. ahh.. ahh.., desahnya terus, tanpa henti. Kuremas dengan lembut payudaranya, Shella makin merintih. Sssh.. ssh.. sshh.. enak Dede.
Makin lama gerakan Shella makin cepat. Dede, gw mau keluar lagi, Dede.. rintihnya. Gw pun merasa Kontolku berdenyut kencang. Shella, tolong lepaskan, gw mau keluar, kata gw. Gw takut sekali kalau sampai Shella hamil. Tapi Shella tidak mau melepaskan Kontolku. Ditekannya kuat tanganku dengan kedua tangannya sehingga gw tidak bisa melepaskan diri darinya. Tiba-tiba kurasa Kontolku menyemburkan cairan kuat di dalam vaginanya. Aduh, Shella, jangan.. nanti kamu hamil.., teriakku, sesaat sebelum cairanku keluar. Tapi semua sudah terlambat. Semua cairanku sudah keluar dalam vaginanya.
Nikmat sekali rasanya, namun terasa lemas tubuhku sesudahnya. Segera otot-otot Kontolku mengerut, dan menjadi kecil kembali. Shella dengan kecewa melepaskan Kontolku. Shella, kalo kamu hamil gimana, tanya gw dengan setengah takut. Tenang aja, Dede. Gua pake alat kontrasepsi kok. Kamu gak perlu takut, ya?, kata Shella menenangkan diriku. Kemudian, Shella segera memijat-mijat Kontolku. Dielus, dan di kulum lagi seperti tadi.
Tak lama, Kontolku segera mengejang lagi. Segera Kontolku dimasukan lagi oleh Shella ke vaginanya. Kembali Shella melakukan gerakan maju mundur tadi. ohh.. ohh.. ohh.. oohh, erangnya. Kuremas lembut toketnya. Ssshh.. sshh.. sshh, begitu terus rintihannya. Selama beberapa saat Shella mengocok Kontolku dengan vaginanya, sampai akhirnya ia berteriak. Dede, gw hampir keluar, desah Shella. Segera Shella mempercepat gerakannya. Gw pun membantunya dengan menggerakan pinggulku berlawanan dengan arah gerakannya. Ahh.. Dede, gw keluar, desahnya agak keras.
Sejenak ia menikmati orgasmenya, sebelum rubuh ke dalam pelukanku. Kubiarkan ia menikmati orgasmenya, kuelus rambutnya, dan kukecup keningnya. Kami berpelukan, dan tidur tanpa busana sampai pagi hari. Alangkah Indahnya Hidup ini dibuat oleh Shella dan gw tak akan pernah melupakan kenangan terindah di malam pertama bersama Shella walaupun kini gw ga tau kabarnya si Shella ini! nasib2 salah kirim sms dapat ngentot cewek gratis!


Posting Komentar