Kenikmatan Seks Yang Tidak Didapatkan Dari Suamiku

Kenikmatan Seks Yang Tidak Didapatkan Dari Suamiku
Info88seks - Perkenalkan namaku Putri, saya wanita usia 28 tahun dan tinggiku 169 cm dengan berat badanku 56 kg memiliki ukuran payudaraku 36B disupport dengan wajah cantikku yang putih. Saya dulu kerap kali jadi SPG (Sales Promotion Girl) pada acara pameran kendaraan karena kecantikanku.

Saya memiliki suami namanya Andi berusia 30 tahun dan kami sendiri setuju untuk memiliki anak setelah menikah. Masalah seks, kami baik-baik saja, Suamiku dapat dibilang Hypersex dalam sehari meminta jatah 3 kali.

Cerita ini bermula dari kesuksesan Andi memperoleh kepercayaan dari atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini sering membuat ia bekerja overtime, mulanya saya dapat menahannya tapi kelamaan keperluanku ingin dipenuhi juga. Itulah yang bikin kami sering berantem sebab kadang Andi harus pergi pagi sekali bahkan kadang lewat tengah malam baru pulang.


Mulailah cerita ini dikala Andi memperoleh tanggung jawab untuk menangani proyek besar dan ia dibantu oleh rekan kerjanya Rendi dari luar kota. Saat dikenalkan, Rendi tampak terkesima denganku dan sering menatapku saat Andi tidak ada, hal itu membuatku merasa risih.

Rendi sendiri gagah dan kekar dan saya yakin banyak wanita yang menyukai. Sebab tuntutan dan agar lebih efisensi, kAndir Andi memutuskan Rendi untuk tinggal di rumah kami untuk sementara. Mereka berdua pun sering bekerja sampai larut malam di rumah.

Tempat tidur Rendi tepat di seberang kamar kami. Sering kali Rendi mencuri pandang diantara sela-sela pakaian tidurku saat saya berpamitan tidur. Saya sendiri memang senang tidur bertelanjang supaya kalau Andi datang dapat segera bercumbu.

Pernah suatu pagi hari, saya dan Andi bercumbu di dapur dengan posisiku sedang duduk di meja dan Andi dari depan, tiba-tiba Rendi muncul dan memperhatikan kami. Ia menyuruh diam supaya saya tak menghentikan aktivitas kami, sebab kami sedang dalam puncaknya dan saya juga tak tega menghentikan Andi.

Walhasil ku biarkan saja Rendi memperhatikan kami bercumbu tanpa Andi sadari sampai kami berdua orgasme. Saya tahu Rendi pasti memperhatikan tubuh telanjangku dikala Andi melepaskan penisnya dari vaginaku dan terjongkok di bawah meja.

Sesudah kejadian itu, Rendi lebih sering melihat lekuk tubuhku. Hingga saat Andi sibuk sekali sehingga hampir seminggu tak menyentuhku. Di hari Jum’at, tempat Andi bekerja sedang mengadakan pesta bersama di rumah atasan Andi.

Rumahnya terdiri dari dua lantai yang betul-betul mewah, lantai 2 terdapat galeri berisi barang-barang antik. Kami datang bertiga, saya menggunakan gaun warna merah yang terbuka di belakang cuma dihubungkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tak mungkin bisa pakai BH.

Bagian bawah gaunku terdapat sobekan panjang sampai sejengkal di atas lutut yang membuatku merasa betul-betul seksi, Rendi bahkan sempat terpana dengan penampilanku. Sebelum berangkat saya dan Andi sempat bercumbu di kamar dan ternyata Rendi mengintip tanpa kami ketahui melalui pintu yang tak tertutup sehingga menyisakan celah yang cukup untuk melihat aksi kami dari pantulan cermin. Sayangnya karena letih atau terburu-buru,  Andi orgasme dulu dan saya dibiarkan menahannya dan Rendi mengetahuinya.

Malam itu dikala acara betul-betul ramai, Andi tiba-tiba dipanggil oleh atasannya untuk dikenalkan dengan customer. Andi berkata padaku untuk menunggunya sejenak dan saya pun memutuskan untuk menunggu di lantai 2 sambil memperhatikan barang-barang antik. Di lantai 2 terbukti kondisi cukup sepi cuma ada 3 orang di ruangan yang besar itu.

Saya sendiri sangat tertarik dengan sebuah cermin besar yang terdapat dipojokan ruangan. Saya sangat mengagumi keseksian tubuhku di depan cermin dan tanpa ku sadari Rendi berada di sampingku.

“Udah, nanti kacanya pecah lho.. gak tahan dengan kecantikanmu..!”, canda Rendi

“Ah bisa aja kau Rendi”, balasku.

Kami berdua berbincang-bincang di depan cermin cukup lama. Rendi tiba-tiba memintaku membantu memegangkan gelasnya sehingga kedua tanganku memegang gelasku dan gelasnya.

“Saya dapat membuatmu tampak lebih seksi”, katanya yang langsung memegang rambutku dengan lembut.

Tidak bisa mengelak, ia sudah menggulung rambutku sehingga menampak leherku yang mulus dan saya sangat terpikat dengan kondisi diriku yang seperti itu yang tampak membuatku lebih seksi.

Saat saya sedang terpikat, tiba-tiba Rendi menyentuh leherku dan membuatku geli. Selanjutnya Rendi menempelkan bibirnya di leher belakangku yang langsung membuatku lemas karena daerah itu paling sensitif. Masih dalam keadaan memegang gelas, Rendi sudah menyudutkanku di dinding dan mencium leherku dari depan.

“Rendi apa yang kau lakukan..segera lepaskanku Rendi..lepas..!”, rontaku namun Rendi tahu saya tak akan berteriak di suasana ini sebab akan mempermalukan seluruh orang.

Rendi terus menyerangku tubuhku dengan bebas dengan kedua tanganku yang masih memegang gelas. Ia meraba buah dadaku dari luar dan terus mencium leherku, sambil meronta-ronta saya merasa gairahku meningkat, apalagi Rendi tiba-tiba mulai menyentuh belahan bawah gaunku sampai ke selangkanganku.

“Rendi..hentikan Rendi… saya mohon..Rendi..tolong jangan lakukan itu..”, rintihku. Namun Rendi tidak menghirauku dan terus menyerangku hingga jari tengah tangannya sampai di vaginaku yang terbukti sudah berair sebab serangan Rendi.

Ia menyadari saya cuma mengenakan G-string hitam dengan kaitan di pinggirnya, ia lalu menariknya dengan sekali sentakan dan terlepaslah G-stringku. Saya takut apalagi merasakan benda keras di pahaku.

Dikala Rendi semakin liar dan saya pun tak bisa berbuat apa-apa, tiba-tiba Andi memanggil dari pinggir tangga yang membikin pegangan himpitan Rendi terlepas, lalu saya segera lari sambil memberesi baju ku menuju Andi yang tak memperhatikan kami dan meninggalkan Rendi dengan G-string hitamku.

Saya sungguh kaget dengan kejadian itu namun tanpa disadari saya menikmati gairah yang cukup tinggi menikmati tantangan mengerjakan di daerah lazim walau dalam klasifikasi diperkosa.

Rupanya pesta malam itu berlangsung sampai larut malam dan Andi mengatakan ia sepatutnya mengerjakan meeting dengan customer dan atasannya dan ia mempertimbangkan saya untuk pulang bersama Rendi.

Tanpa dapat menolak hasilnya malam itu saya ditemani Rendi, diperjalanan ia cuma mengakatakan

“Maaf Putri..kau sungguh menawan malam ini.” Sepanjang jalan kami tak mengobrol apaun. Sampai hingga dirumah saya segera masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, saya menikmati hal yang aneh antara malu saya baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa saya terstimulus hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah.

Tanpa sadar terbukti Rendi sudah mengunci seluruh pintu dan masuk ke dalam kamarku, saya kaget dikala mendengar suaranya’,

“Putri saya berkeinginan mengembalikan ini”‘ katanya sambil menyerahkan G-stringku berdiri dengan celana pendek saja, dengan berdiri saya ambil G-stringku dengan pesat, namun dikala itu juga Rendi sudah menyergapku lagi dan segera menciumiku sambil segera menarik kaitan gaun malamku, karenanya bugilah saya diahadapannya.

Tanpa menunggu banyak waktu saya segera dijatuhkan di daerah tidur dan ia segera menindihku.

Saya meronta-ronta sambil menendang-nendang?

”Rendi..lepaskan saya Rendi..ingat kamu sahabat suamiku Rendi..jangan..ahh..saya mohon”, erangku ditengah rasa kebingungan antara nafsu dan malu, namun Rendi terus menekan sampai saya berteriak dikala penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginaku, terbukti ia telah siap dengan cuma menerapkan celana pendek saja tanpa celana dalam.

“Ahhhh?Rendi..kamu..:’ Lalu mulailah ia memompaku dan lepaslah perlawananku, hasilnya saya cuma menutup mata dan menangis perlahan..clok..clok..clok..saya mendengar bunyi penisnya yang besar keluar masuk di dalam vaginaku yang telah betul-betul berair sampai mempermudah penisnya bergerak.

Lama sekali ia memompaku dan saya cuma meringkuk mendengar desah napasnya di telingaku, tidak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Hingga kurang lebih satu jam saya hasilnya melenguh panjang

“Ahhh?..” terbukti saya orgasme terutamanya dulu, sungguh saya betul-betul malu mengalami perkosaan yang saya nikmati.

Sepuluh menit kemudian Rendi mempercepat pompaannya lalu terdengar bunyi Rendi di telingaku “Ahhh..hmmfff?” saya menikmati vaginaku penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh detik kemudian Rendi terkulai di atasku.

“Maaf Putri saya tidak kuasa membendung nafsuku..”bisiknya perlahan lalu berdiri dan meninggalkanku meringkuk dan menerawang. hinga tertidur Saya tidak tahu jam berapa Andi pulang sampai pagi harinya. Esok paginya di hari sabtu seperti awam saya berenang di kolam renang belakang Andi dan Rendi berpamitan untuk berangkat ke kAndir.<br>Sebab tidak ada seorang bahkan saya memberanikan diri untuk berenang tanpa baju. Ketika asiknya berenang tanpa disadari, Rendi terbukti berdalih tak nikmat badan dan kembali pulang, sebab Andi betul-betul mempercayainya karenanya ia izinkan Rendi pulang sendiri.

Rendi masuk dengan kunci milik Andi dan memperhatikan saya sedang berenang tanpa baju. Lalu ia bergerak ke kolam renang dan melepaskan segala bajunya, dikala itulah saya sadari kedatangannya,

“Rendi..mengapa kamu ada di sini?” tanyaku,

“Hening Putri suamimu ada di kAndir sedang sibuk dengan pekerjaannya”, saya memperhatikan tubuhnya yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk dikala ia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam.

“Pantes saja, semalam vaginaku terasa penuh sekali”‘pikirku.

Saya buru-buru berenang menjauh tetapi tak berani keluar dr dalam kolam sebab tak mengenakan baju apa saja juga. Ketika saya bersandar di pingiran sisi lain kolam, saya tak memperhatikan ada tanda2 Rendi di dalam kolam.

Saya mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba saya menikmati vaginaku hangat sekali, terbukti Rendi ada di bawah air dan sedang menjilati vaginaku sambil membatasi kedua kakiku tanpa dapat meronta.

Walhasil saya cuma dapat menikmati lidahnya merayapai segala sisi vaginaku dan menjelang liang senggamaku..saya cuma menggigit bibir membendung gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama ia mengerjai vaginaku, napasnya kuat sekali pikirku.

Detik selanjutnya yang saya tahu ia sudah berada di depanku dan penisnya yang besar sudah menyeruak menggantikan lidahnya?

“Arrgghh..” erangku membendung sedap yang telah seminggu ini tak tersentuh oleh Andi. Walhasil saya membolehkan ia memperkosaku kembali dengan berdiri di dalam kolam renang.

Kini saya cuma memeluknya saja dan membolehkan ia menjilati buah dadaku sambil terus memasukan penisnya keluar masuk.

Malah dikala ia tarik saya ke luar kolam saya cuma menurutinya saja, edan saya mulai menikamti perkosaan ini, pikirku, namun terbukti gairahku sudah menutupi kenyataan bahwa saya sedang diperkosa oleh sahabat suamiku.

Dan di pinggir kolam ia membaringkanku lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulusku..”Kamu betul-betul menawan dan seksi Putri..ahh” bisiknya ditelingaku.

Saya cuma memejamkan mata berpura-pura tak menikmatinya, meskipun seandainya saya jujur saya betul-betul berkeinginan memeluk dan menggoyangkan pantatku mengimbangi goyangan liarnya. Cuma bunyi eranggannya dan bunyi penisnya maju mundur di dalam vaginaku, clok..clok..clep..ia tahu bahwa saya telah berada dalam kekuasaannya.

Sebagian dikala kemudian kembali saya yang mengalami orgasme dimulai eranganku

“Ahhh..” saya menggigit keras bibirku sambil membatasi keras pinggiran kolam,

“Nikmati sayang?”demikian bisiknya menyadari saya mengalami orgasme. Sejenak kemudian Rendi lah yang berteriak panjang,

“Kamu hebat Putri..saya cinta kamu..AAHHH..HHH” dan saya menikmati semburan kuat di dalam vaginaku.

Edan hebat sekali ia dapat membuatku menikmatinya pikirku. Sesudah ia mencabut penisnya yang masih terasa besar dan keras, saya reflek menamparnya dan memalingkan wajahku darinya. Saya tidak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalanku padanya atau sebab ia mencabut penisnya dari vaginaku yang masih lapar.

Sesudah Andi pulang herannya saya tak menyebutkan kejadian malam lalu dan pagi tadi, saya berkeinginan Andi bisa memberikan kepuasan padaku.

Dengan cuma menggenakan kimono dengan tali depan saya dekati Andi yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu saya buka tali kimonoku dan kugesekan buah dadaku yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berkeinginan dia berbalik dan menyerangku.

Ternyta yang kudapatkan merupakan hardikannya “Putri..apakah kau tidak dapat memperhatikan saya sedang sibuk?

Jangan kamu ganggu dahulu..ini untuk masa depan kita” teriaknya keras.

Kunjungi situs permainan online terpercaya : Ioncasino88

Saya yakin Rendi juga mendengar teriakannya. Saya kaget dan menangis, lalu saya keluar kamar dengan membanting pintu, lalu saya pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan membendung nafsu.

Dari kolam saya dapat memperhatikan bayang-bayang di Andi di depan komputer dan lampu di kamar Rendi. Nampak samar-samar Rendi keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Sebab di luar gelap tidak mungkin ia melihatku.<br>Tanpa sadar saya mendekat ke jendelanya dan melihat Rendi mengeringkan tubuh. Edan kekar sekali tubuhnya dan yang menarik perhatianku merupakan penisnya yang besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.

Saya malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginaku yang memang masih haus.

Pelan saya membelai-belai vaginaku sampai terasa berair, hasilnya saya mempertimbangkan untuk memintanya pada Rendi, dengan hati yang berdegub pesat dan nafsu yang telah menutupi kesadaran, saya nekat masuk ke dalam kamar Rendi dan segera mengunci pintu dari dalam.

Rendi betul-betul kaget “Putri..apa yang kau lakukan?”, saya cuma merekatkan telunjuk di bibirku dan memberi isyarat supaya tak bersuara sebab Andi ada di kamar seberang.

Seketika saya membuka baju tidurku dan terpampanglah tubuh putih mulusku tanpa sehelai benang pun di hadapannya, Rendi cuma terperangah dan menatap terpukau pada tubuhku. Rendi tersenyum sambil menunjukkan penisnya yang kian membesar dan kelihatan berotot.

Dengan seketika saya segera berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Rendi yang masih kaget dengan kejadian ini cuma mendesah pelan menikmati penisnya saya kulum dan hisap dengan nafsuku yang telah memuncak.

Sambil mulutku konsisten di dalam penisnya saya pelan naik ke atas daerah tidur dan menempatkan vaginaku di mulut Rendi yang telah meringkuk, ia paham maksudku dan segera saja lidahnya melahap vaginaku yang telah betul-betul berair, cukup lama kami dalam posisi itu, teringat akan Andi yang dapat saja tiba-tiba datang saya segera mengambil inisiatif untuk mengubah posisi dan pelan duduk di atas penisnya yang telah mengacung tegang dan besar panjang.

Pelan saya arahkan dan usulan ke dalam lubang vaginaku, rasanya berbeda dengan dikala saya diperkosanya, pelan namun pasti saya merasaskan suatu sensasi yang benar-benar besar hingga hasilnya keseluruhan batang penis Rendi masuk ke dalam vaginaku

“Ahh..sssfff..Braaam!” erangku pelan membendung bunyi gairahku supaya tak terdengar, saya menikmati segala penisnya memenuhi vaginaku dan meraba rahimku.

Sungguh suatu sensasi yang tidak terbayangkan, dan sensasi itu kian bertambah dikala saya mulai menggoyangkan pantatku naik turun sementara tangan Rendi dengan puasnya terus memainkan kedua buah dadaku memuntir-muntir putingku sampai berwarna kemerahan dan keras

“ahh..ahh..” demikian erangan kami pelan mengiringi bunyi penisnya yan keluar masuk vaginaku clok..clok..clok? Tidak bendung dengan nafsunya mendadak Rendi duduk dan mengulum buah dadaku dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi.

Saya sungguh tidak bisa membendung gairah yang selama ini terpendam. Mungkin sebab nafsu yang telah betul-betul terbendung atau takut Andi mendengar tidak kuasa saya melepaskan puncak gairahku yang pertama sambil mendekap erat Rendi dan menggigit pundaknya supaya tak bersuara.

Kudekap erta Rendi seakan tidak bisa dilepaskan mengiringi puncak orgasmeku. Rendi menikmati penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa saya mengalami orgasme dan membiarkanku mendekapnya betul-betul erat sambil memelukku dengan belaian hangatnya.

Selesai saya orgasme sekiat 30 detik, Rendi membalikan saya dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginaku. Rendi mulai mencumbuku dengan menjilati leher dan putingku pelan, entah kenapa saya kembali bernafsu dan membalas kecupannya denga mesra, lidah kami saling berpagutan dan Rendi menikmati penisnya kembali bisa keluar masuk dengan gampang sebab vaginaku telah kembali berair dan siap mendapatkan serangan selanjutnya.

Dan Rendi segera memompa penisnya dengan motivasi dan pesat membikin tubuhku bergoyang dan buah dadaku bergerak naik turun dan sungguh bunyi yang muncul antara erangan kami berdua yang terbendung derit daerah tidur dan bunyi penisnya keluar masuk di vaginaku kembali membakar gairahku dan saya bergerak menaik turunkan pantatku untuk mengimbangi Rendi.

Dan benar saja 10 menit kemudian saya hingga pada puncak orgasme yang kedua, dengan meletakan kedua kakiku dan menekan keras bokongnya sampai penisnya meraba rahimku. Kupeluk Rendi dengan erat yang membolehkan saya merasakan deburan ombak kenikmatan yang menyerangku berkali-kali berbarengan keluarnya cairanku.

Kugigit bibirku supaya tak mengeluarkan bunyi, cukup lama saya dalam kondisi ini dan anehnya sesudah selesai saya berada dalam puncak terbukti saya telah kembali mengimbangi gerakan Rendi dengan menaik turunkan pantatku.

Ketika itulah kudengar pintu kamarku terbuka dan detik selanjutnya pintu kamar Rendi diketuk Andi, “Rendi..kamu telah tidur?”, demikian ketuk Andi.

Seketika saja Rendi melepaskan pelukannya dan menyuruhku mengumpet di kamar mandi. Sempat menyambar baju tidurku yang tergolek di lantai saya segera lari ke kamar mandi dan mengunci dari luar.

Sungguh hatiku berdegub dengan kerasnya membayangkan apa jadinya kalau saya ketahuan suamiku. Rendi dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Andi masuk, Andi sempat kaget memperhatikan Rendi telanjang,

”Sedang apa kau Rendi” tanpa curiga dengan daerah tidur yang semrawut yang seandainya diamati dari dekat ada cairan kenikmatanku.

Rendi cuma tersenyum dan mengatakan,”Ingin tau aja..”

Dasar Andi ia segera mendiskusikan suatu hal profesi dan mereka terlibat diskusi itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka mengobrol dan sepuluh menit juga hatiku sungguh berdegub-debar namun anehnya dengan kondisi ini nafsuku sungguh kian menjadi-jadi.

Sesudah Andi keluar, Rendi kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi pelan,”Putri buka pintunya..telah aman”.

Itu saya buka pintunya Rendi segera menarik saya dan mendudukanku di meja dekat kamar mandi, segera saja dibukanya kedua kakiku dan bless penisnya kembali memenuhi vaginaku.

“Ahhh..ahh..” erangan kami berdua kembali terdengar pelan sambil terus menggoyangkan bokongnya maju mundur Rendi melahap buah dadaku dan putingku.

Sepuluh menit berlalu dan goyang Rendi kian pesat sehingga saya tahu ia akan menempuh puncaknya, dan akupun menikmati hal yang sama.

“Rendi lebih pesat sayang saya telah hampir keluar..” desahku

“Bendung sayang kita berbarengan keluarnya”, dan benar saja dikala kurasakan maninya menyembur deras dalam vaginaku saya mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, kami saling berpelukan erat dan merasakan puncak gairah itu berbarengan.

“Rendii..,” desahku terbendung.

“Ahhh Putri..kamu hebat..” demikian katanya.

Walhasil kami saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang betul-betul melelahkan. Ketika kulirik jam terbukti telah dua jam kami bergumul.

“Terima kasih Rendi..kamu hebat..” kataku dengan ciuman mesra dan segera menerapkan baju tidurku kembali dan kembali ke kamarku. Andi tak curiga sama sekali dan konsisten berkutat dengan komputernya dan tak menghiraukanku yang segera terbaring tanpa melepas pakaianku seperti umumnya sebab saya tahu ada bekas kecupan Rendi di sekujur buah dadaku.

Malam itu saya merasa betul-betul bersalah pada Andi namun di lain sisi saya merasa betul-betul puas dan tidur dengan nyenyaknya. Esoknya seperti awam di hari Pekan saya dan Andi berenang di pagi hari tapi mengingat adanya Rendi.

Kami yang umumnya berenang bertelanjang hasilnya mempertimbangkan menerapkan baju renang, saya syukuri sebab hal ini bisa menutupi buah dadaku yang masih memar sebab gigitan Rendi. Ketika kami berenang saya menyadari bahwa Rendi sedang menatap kami dari kamarnya.

Dan dikala Andi sedang asyik berenang kulihat Rendi memanggilku dengan tangannya dan yang membikin saya kaget ia menunjukan penisnya yang telah mengacung besar dan tegang. Aku di hipnotis saya nekat berjalan ke dalam.

”To saya berkeinginan ke dalam ambil makanan ya..!” kataku pada Andi, ia cuma mengiyakan sambil terus berenang, Andi memang betul-betul hobi berenang dapat 2 jam nonstop tanpa stop.

Saya dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Rendi. Di sana Rendi telah menunggu dan tidak tabah ia melucuti pakain renangku yang memang cuma memakai tali sebagai pengikatnya.

“Edan kau Rendi..dapat ketahuan Andi lho,” protesku tanpa konfrontasi sebab saya sendiri betul-betul bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar ia menciumi punggungku sambil meremas buah dadaku

“Sinting kau menikmatinya khan?!,” goda Rendi sambil mengecup leher belakangku.

Dan saya cuma mendesah membendung sedap dan tantangan ini. Yang lebih edan Rendi menarikku ke jendela dan masih dari belakang ia meremas-remas buah dadaku dan meciumi punggung sampai pantatku,

“Edan kamu Rendi, Andi dapat memperhatikan kita,” namun anehnya saya tak berontak sama sekali dan melihat Andi yang benar-benar betul-betul menikamti renangnya.

Di kamar Rendi bahkan saya betul-betul merasakan sentuhan Rendi.

“Putri kau menyukai ini khan?” tanyanya sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vaginaku dari belakang.

“AHH..Rendi..” teriakku terkejut dan sedap, kini saya berani bersuara lebih pesat sebab tahu Andi tak akan mendengarnya.

Seketika saja Rendi memaju mundurkan penisnya di vaginaku.

”Ahh.. Rendi lebih pesat..fuck me Rendi..puaskan saya Rendi..penismu sungguh luar biasaaa..Rendi aku sayang kamu..” teriakku tidak keruan dengan masih melihat Andi.

Rendi mengimbangi dengan gerakan yang liar sampai vaginaku terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,

”Putrii..khhaau hhebat..” desahnya sambil terus menekanku, seandainya saja Andi memperhatikan sebentar ke kamar Rendi karenanya ia akan betul-betul kaget meilhat panorama ini, istrinya sedang bercumbu dengan rekan kerjanya.

Rupanya kami memang dapat saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit kami telah menempuh puncak secara berbarengan

“Teruuus Rendi lebih khheeenncang..ahhhh saya keluar Rendiii”, teriaku.

“Aaakuu juga Putrii..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriaknya berbarengan dengan puncak kenikmatan yang datang berbarengan.

Sesudah itu aku segera mengecup bibirnya dan kembali mengenakan baju renangku dan kembali berenang bersama Andi yang tak menyadari kejadian itu.

Sesudah itu hari-hari selanjutnya sungguh mendatangkan gairah baru dalam hidupku dengan tantangan bercumbu bersama Rendi.

Pernah suatu dikala hasilnya Andi berkeinginan bercumbu denganku di suatu malam sampai hasilnya ia tertidur kelelahan, saya hendak mengambil susu di dapur dan sebab telah larut malam saya nekat tak mengenakan baju apa saja.

Ketika saya membungkuk di depan lemari es sekelebat ku lihat bayang-bayang di belakangku sebelum saya menyadari Rendi telah di belakangku dan segera menubruku dari belakang.

Penisnya segera menikam vaginaku yang membuatku cuma tersedak dan membendung sedap tiba-tiba ini. Kami bergumul di lantai dapur lalu ia mengambil tempat duduk dan duduk di atasnya sambil memangku saya.

“Rendi kau badung” desahku yang juga menikmatinya dan kami bercumbu sampai hampir pagi di dapur. Sungguh bersama Rendi kudapatkan gairah terpendamku selama ini.

Walhasil dikala proyek kAndir Andi selesai Rendi sepatutnya pergi dari rumah kami dan malam sebelum pergi saya dan Rendi melowongkan bercumbu kembali.

Posting Komentar

Copyright © Info88seks. Designed by OddThemes